Kapanewon Samigaluh – Kabupaten Kulon Progo – Daerah Istimewa Yogyakarta
Kalurahan Purwoharjo merupakan salah satu dari 7 kalurahan di wilayah Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis, Kalurahan Purwoharjo terletak di bagian utara Kabupaten Kulon Progo dan berbatasan langsung dengan wilayah Kapanewon Kalibawang di sebelah timur.
Kondisi wilayah Purwoharjo didominasi oleh daerah perbukitan dengan bentang alam yang indah. Sungai Tinalah mengalir membelah wilayah ini menjadi dua bagian besar, yakni tujuh padukuhan di sebelah utara sungai dan tujuh padukuhan di sebelah selatan sungai. Pusat pemerintahan Kalurahan Purwoharjo berada di lokasi yang strategis, tepat di tengah-tengah wilayah kalurahan.
Jarak Kalurahan Purwoharjo ke Kantor Kapanewon Samigaluh sekitar 5 kilometer ke arah barat. Sementara itu, jarak ke Ibu Kota Kabupaten Kulon Progo kurang lebih 25 kilometer ke arah selatan, dan jarak menuju Ibu Kota Provinsi Yogyakarta juga sekitar 25 kilometer ke arah tenggara. Akses jalan menuju pusat pemerintahan tersebut tergolong baik karena merupakan jalur provinsi dengan sarana transportasi yang mudah dijangkau.
Secara administratif, Kalurahan Purwoharjo terdiri dari 14 padukuhan, yaitu:
Padukuhan Tukharjo
Padukuhan Bangunrejo
Padukuhan Plarangan
Padukuhan Taman
Padukuhan Puyang
Padukuhan Sendangrejo
Padukuhan Kalinongko
Padukuhan Sendangmulyo
Padukuhan Besole
Padukuhan Pagutan
Padukuhan Junut
Padukuhan Duwet
Padukuhan Kedungrong
Padukuhan Dukuh
Adapun batas-batas wilayah Kalurahan Purwoharjo adalah sebagai berikut:
Sebelah barat: Kalurahan Gerbosari
Sebelah selatan: Kalurahan Banjarsari
Sebelah timur: Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang
Sebelah utara: Kalurahan Sidoharjo
Kalurahan Purwoharjo memiliki luas wilayah 9.250.715 meter persegi (±925,07 hektare) dengan topografi yang cukup terjal. Dari keseluruhan luas tersebut, sekitar 35,715 hektare merupakan lahan datar, sedangkan 890 hektare lainnya berupa lahan perbukitan. Wilayah ini berada pada ketinggian 300–500 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan suhu udara yang relatif sejuk dan panorama alam yang memukau.
Berdasarkan data tahun 2014, jumlah penduduk Kalurahan Purwoharjo mencapai 3.537 jiwa. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani, dengan lahan pertanian berupa sawah, kebun, serta ladang atau tegalan.
Sebagian besar lahan sawah merupakan sawah tadah hujan dengan dua kali masa tanam dalam satu tahun. Komoditas utama yang dihasilkan antara lain padi, jagung, dan kacang tanah. Lahan kebun dan tegalan juga ditanami tanaman perkebunan seperti kakao, cengkeh, dan rambutan, sementara sebagian wilayah lainnya dimanfaatkan sebagai hutan rakyat.
Selain sektor pertanian, masyarakat juga mengembangkan sektor jasa dan perdagangan, seperti pertukangan, usaha kecil menengah (UKM), serta kerajinan anyaman yang menjadi ciri khas lokal Kalurahan Purwoharjo.
Masyarakat Kalurahan Purwoharjo dikenal memiliki kehidupan sosial yang harmonis dan menjunjung tinggi nilai gotong royong sebagai wujud semangat kebersamaan. Hubungan antarwarga, termasuk yang berbeda keyakinan, terjalin dengan baik dan penuh toleransi.
Mayoritas penduduk memeluk agama Islam, namun terdapat pula pemeluk agama Katolik dan Kristen Protestan dalam jumlah yang cukup banyak. Dalam bidang pendidikan, sebagian besar masyarakat telah menamatkan pendidikan dasar, dan generasi muda kini banyak yang melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas hingga perguruan tinggi.
Kalurahan Purwoharjo memiliki potensi alam yang sangat mendukung pengembangan wisata alam dan petualangan. Kondisi geografis yang berbukit dengan panorama alam menawan menjadi daya tarik bagi wisatawan, khususnya pecinta trekking dan jelajah alam.
Beberapa objek menarik di wilayah ini antara lain:
Goa Sriti dan Goa Upas, dua goa alam dengan aliran sungai bawah tanah dan sumber mata air besar.
Sungai Tinalah, yang membelah wilayah Purwoharjo dan kerap digunakan sebagai jalur river trekking.
Arena panjat tebing di sekitar Goa Upas yang sering dikunjungi para pecinta alam.
Lapangan perkemahan, yang sering dimanfaatkan untuk kegiatan kemah dan pelatihan outdoor.
Rencana pembangunan Monumen Sandi Negara di Padukuhan Dukuh oleh Lembaga Sandi Negara, yang menambah nilai sejarah dan edukasi bagi wilayah ini.
Kalurahan Purwoharjo memiliki kekayaan budaya yang masih lestari hingga kini. Berbagai kesenian tradisional tumbuh dan berkembang di masyarakat, antara lain:
Jathilan
Kethoprak
Karawitan
Wayang Kulit dan Wayang Orang
Sholawatan
Kesenian-kesenian tersebut secara rutin ditampilkan dalam kegiatan Kirab Budaya “Merti Bumi Tinalah”, yang menjadi agenda tahunan masyarakat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hasil bumi yang melimpah.
Dengan potensi alam yang indah, budaya yang kuat, serta masyarakat yang ramah dan penuh semangat gotong royong, Kalurahan Purwoharjo memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata berbasis alam, budaya, dan pendidikan di Kabupaten Kulon Progo.
Pemerintah Kalurahan bersama masyarakat berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi yang dimiliki secara berkelanjutan, guna mewujudkan Purwoharjo yang maju, lestari, dan sejahtera.